Senin, 23 November 2009

tugas 3

A. Profil Perusahaan
Karwell Indonesia Tbk
Karwell Indonesia Tbk merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang tekstil dan garmen. Karwell Indonesia Tbk berdiri pada tanggal 18 Februari 1978 dengan No. NPWP 01.000.763.1-054.000. Akta pendirian Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No.YA5/36/17 tanggal 18 Februari 1981 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No.78 Tambahan No. 3668 tanggal 28 September 1990.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan terutama bergerak dalam bidang industri pakaian jadi. Perusahaan memulai kegiatan operasinya secara komersial pada tahun 1978.
Pada tanggal 18 November 1994, Perusahaan memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran Emisi Saham No. S-1975/PM/1994 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) untuk melakukan penawaran Perdana kepada masyarakat sejumlah 20.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 setiap saham dan penawaran Rp 2.900 setiap saham. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 19 Desember 1994. Kelebihan harga jual saham atas nilai nominal saham telah dibukukan sebagai agio saham.
Kantor pusat berada di Jalan Gunung Sahari I No.48/50, Jakarta dengan nomor telepon (021) 4219008, 3857616, 3857723 dan nomor faksimili (021) 4221496, 4211285, 3857610. Sedangkan pabriknya terletak di Jalan Pelabuhan Nusantara II, Blok D/2, D/3, F/1 KBN EPZ AREA, Jakarta.
Status perusahaan adalah Company listing dengan Listing date nya 20 Desember 1994 dengan under writer IPO:
1. PT Nikko Securities Indonesia
2. PT Usaha Bersama Sekuritas
3. PT Mashill Jaya Securities
Securities Administration Bureau :
PT Raya Saham Registra, Plaza Central Building 2nd Fl.
Jl. Jend. Sudirman Kav. 47-48 Jakarta
Phone : 252-5666 dan Fax : 252-5028
Listing Information
Harga Perdana Rp. 2,900
Modal Dasar Rp. 390,000,000,000
Modal Disetor Rp. 293,576,350,000

Pada tanggal 31 Desember 2005, Perusahaan memiliki Anak Perusahaan dengan rincian
sebagai berikut:
%tase jenis tanggal jumlah
kepemilikan usaha operasional aktiva
99.97% pencucian pakaian jadi 1994 4.944.303.780
55% industri pakaian jadi 1992 105.129.773.332

Homepage : http://www.Karwell.com
Email : Karwel@Rad.net.id



B. Analisis Hubungan Antara Struktur Modal dengan Nilai Perusahaan
1. Grafik Hubungan Antara Nilai Debt to Equity Ratio dengan Harga Saham Penutup dari tahun 2004 - 2008

Tabel harga penutupan saham dan Grafik harga penutupan saham
tahun closing price
30-12-2004 410
29-12-2005 315
28-12-2006 105
28-12-2007 400
30-12-2008 104



Tabel nilai debt to equity ratio dan Grafik debt to equity ratio
tahun debt to equity ratio
2004 0.0891
2005 0.4284
2006 1.3441
2007 3.8932
2008 0.0281



2. Analisis Hubungan Antara Struktur Modal dengan Nilai Perusahaan.
Dari grafik dan data harga penutupan saham di atas dapat dilihat bahwa kondisi perusahaan tidaklah bagus di mana harga saham saat penutupan harga selalu menurun dari tahun ke tahun. Dari tahun 2004- 2005 terjadi selisih sebesar 95 point dari tahun 2005- 2006 juga mengalami penurunan sebesar 210 point. Penurunan dari tahun 2005- 2006 ini lebih besar dibandingkan dari tahu sebelumnya. Hal ini membuat kondisi perusahaan menjadi tidak stabil dan mengalam penurunan. Dengan harga saham yang melemah membuat para investor tidak bergairah menanamkan modalnya karena prospek ke depan bisa dipastikan tidak dapat berjalan dengan lancar. Modal yang kurang ini membuat kinerja perusahaan akan menurun terutama berdampak pada kegiatan produksi perusahaan akibat kurangnya modal. Berkurangnya produksi mengakibatkan penurunan jumlah penjualan dan penurunan kas masuk perusahaan. Tetapi dari tahun 2006-2007 perusahaan dapat bangkit kembali di mana harga sahamnya naik cukup signifikan yaitu sebesar 295 point. Ini mengakibatkan kegiatan produksi dapat ditingkatkan kembali dan penjualan mulai membaik dan berdampak bagi penambahan kas perusahaan. Namun hal ini tidak bertahan lama tahun 2007- 2008 harga saham menurun lagi sebesar 296 point.
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan masih belum dapat beroperasi secara optimal karena perubahan kinerja yang selalu berubah atau idak tetap hal inilah yang membuat investor malas untu menanamkan modalnya.
Debt to equity dapat diartiakan sebagai ukuran perusahaan dihitung dengan membagi total hutang dengan ekuitas. Hal ini mengindikasikan berapa proporsi ekuitas dan utang perusahaan digunakan untuk membiayai asset perusahaan. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa kondisi perusahaan dari tahun 2004- 2007 tidaklah bagus. Di mana jumlah hutang perusahaan yang digunakan untuk mendanai perusahaan terus bertambah dengan kata lain modal diperoleh dari hutang bukan dengan keuntungan perusahaan. Hal ini diakibatkan karena pengeluaran perusahaan yang tidak terkendali maksudnya modal yang ada tidak cukup bayak untuk membiayai pengeluaran- pengeluaran perusahaan sehingga perusahaan harus menaikkan hutang nya ke mana- mana untuk bisa mendanai seluruk kegiatan operasional perusahaan. Hutang yang terlalu banyak ini tidaklah sehat bagi suatu perusahaan. Dengan kata lain dengan usahanya perusahaan tidak memperoleh keuntungan yang maksimal untuk terus mengembangkan usahanya dengan keutungannya.tapi di akhir tahun 2007( awal tahun 2008 ) perusahaan mulai bangkit berusaha untuk menekan sekecil mungkin jumlah hutang. Perusahaan telah berusaha untuk mendanai usahanya dengan menggunakan keuntungan yang diperolehnya dan mengurangi hutang- hutang.
Jadi dapat disimpulkan semakin sedikit hutang yang mendanai asset akan menbuat kemakmuran pemegang saham semakin baik karena jumlah bunga hutang dapat diperkecil tetapi keuntungan agi para investor dapat diperbesar. Ini akan membuat investor semakin bergairah untuk menanamkan modalnya bagi perusahaan. Sebaliknya jika perusahaan memperbanyak hutang jumlah bunga utang yangharus dibayar akan besar sehingga keuntungan untuk investor akan semakin kecil. Ini akan membuat investor tidak bergairah untuk tetap menanamkan modalnya karena investor melihat tidak ada keuntungan maksimal yang bisa diperolehnya.
Di samping itu semakin kecil debt to equity ratio juga akan berdampak pada transaksi saham. Semakin kecil debt to equity ratio suatu perusahaan harga saham perusahaan akan semakin tinggi dan akan membuat investor bersemangat dan berlomba- lomba menanaman modalnya sebaliknya semakin besar debt to equity ratio harga saham akan semakin merosot karena tidak ada prospek yang cerah bagi kemakmuran pemegang saham.

C. Analisis Manajemen Modal Kerja Perusahaan
1. Modal Kerja Perusahaan dari tahun 2004 – 2008
Tahun Modal Kerja Kotor Modal Kerja Bersih
2004 Rp273.453.451.028 ( Rp163.846.904.562)
2005 Rp265.735.588.649 ( Rp169.686.551.462)
2006 Rp164.672.474.828 (Rp166.864.949.220)
2007 Rp183.396.933.713 (Rp55.174.658.449)
2008 Rp69.680.994.435 ( Rp162.086.468.705)

Tabel di atas mejelaskan tentang modal kerja kotor dan modal kerja bersih yang terjadi dalam peusahaan dari akhir tahun 2004 sampai dengan akhir tahun 2008. Dalam waktu 5 tahun terjadi perubahan modal kerja perusahaan baik modal kerja bersih maupun modal kerja kotor. Perubahan ini ada yang sangat tinggi dan ada juga yang nilai perubahannya rendah. Dari akhir tahun 2004 sampai dengan akhir tahun 2008 modal kerja kotornya tidak stabil. Ini dapat di lihat dari data tahun 2004 sampai tahun 2006 mengalami penurunan dan pada tahun 2007 mengalami kenaikan yang cukup signifikan sehingga membuat utrang dagang mengalami lonjakan tinggi. Tetapi pada tahun 2008 modal kerja kotor mengalami penurunan yang mengakibatkan utang dagang pun mengalami penurunan. Dari tahun 2004 sampai tahun 2008 modal kerja bersih perusahaan mengalami perubahan-perubahna yang tidak stabil (kadang naik,kadang turun).
2. Cash Conversion Cycle ( CCC ) perusahaan dari tahun 2004 – 2008
CCC 2004 2005 2006 2007 2008
Perputaran Piutang Penjualan/ Persediaan 8,9933 6,4086 6,7987 4,0580 22,7244
Perputaran Persediaan HPP/ Persediaan 3,7305 5,7557 4,1678 3,4853 14,8701
Perputaran Utang Dagang HPP/ Utang Dagang 376,4193 1,4209 0,7956 0,9096 1,1721
Perputaran Utang Gaji HPP/ Utang gaji 376,4193 261,0161 1857,9391 745,2928 408,8596
Perputaran Utang Pajak HPP/ Utang pajak 390,0060 430,7704 167,6234 184,8431 387,1625

Berdasarkan tabel CCC di atas tampak bahwa perputaran piutang dari tahun ke tahun mengalami penurununan,tetapi pada tahun 2008 terjadi kenaikan. Dari data diatas juga dapat dilihat bahwa perputaran persediaan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan penurunan tiap tahunnya. Dan pada tahun 2008 terjadi lonjakan persediaan yang sangat signifikan sehingga membuat perusahaan utang perusahaan pada tahun 2008 mengalami lonjakan yang sangat tinggi. Pada tahun 2004 PT. Karwell ini memiliki utang yang sangat besar dan pada tahun-tahun berikutnya hutang cenderung menurun,tetapi pada tahun 2008 terjadi kenaikan utang. Hal ini didasarkan pada kondisi perusahaan yang tidak stabil sedangkan pada data perputaran gaji perusahaan juga mengalami penurunan dan kenaikan dari tahun ke tahun.hal ini mungkin dapat didasarkan pada pengurangan karyawan dan juga penambahan karyawan. Dan pada perputaran utang pajak perusahaan mengalami kenaikan dan penurunan mungkin juga dikarenakan perusahaan memproduksi barang semakin banyak, sehingga menyebabkan naiknya utang pajak, mungkin juga naiknya utang dan perusahaan memproduksi barang semakin sedikit sehingga utang pajak menurun.
Dengan demikian harga saham dengan struktur modal dapat dikatakan saling berkaitan karena kondisi keuangan yang pada suatu perusahaan dapat juga berpengaruh pada kondisi saham yang ada. Apabila suatu perusahaan mempunyai kondisi keuangan yang baik dengan kata lain mempunyai modal, tingkat penjualan dan pendapatan yang baik serta mempunyai pengaruh yang besar dalam suatu pasar, pastinya perusahaan tersebut akan dapat menarik para investor untuk dapat membeli saham-saham yang ada sehingga perusahaan dapat memperluas daerah pemasaran dengan menggunakan modal yang didapat dari penjualan saham tersebut. Hal ini membuktikan bahwa harga saham itu tercermin dari struktur-struktur modal yang ada pada perusahaan jika suatu perusahaan itu memiliki kondisi yang baik maka tinggi pula harga sahamnya, begitu pula sebaliknya.
Modal kerja perusahaan mencerminkan kondisi perusahaan dalam melakukan kegiatan aktifitasnya. Kuat lemah perusahaan dapat dilihat dari struktur modal perusahaan itu sendiri. Antara struktur modal dan cash conversion cycle haruslah baik. Karena srtuktur modal ini sendiri juga berasal dari perputaran-perputaran persediaan,piutang,utang,gaji,dan pajak yang baik. Jika perputaran-perputaran ini baik maka struktur modal perusahaan juga akan baik pula dan semakin kuat.

D. Kesimpulan
1. Hubungan Antara Harga Saham dengan Struktur Modal
Struktur modal yang rendah akan mengakibatkan harga saham yang menurun(rendah).
2. Modal Kerja Perusahaan
Modal kerja perusahaan dapat mengambarkan kondisi perusahaan dalam melakukan kegiatan aktifitasnya. Kuat lemah perusahaan dapat dilihat dari struktur modal perusahaan itu sendiri. Antara struktur modal dan cash conversion cycle haruslah baik. Karena srtuktur modal ini sendiri juga berasal dari perputaran-perputaran persediaan,piutang,utang,gaji,dan pajak yang baik. Jika perputaran-perputaran ini baik maka struktur modal perusahaan juga akan baik pula dan semakin kuat
E. Lampiran
1. Perhitungan Debt to equity
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008

Tahun Closing Price Debt to Equity Ratio
2004 410 0.0891
2005 315 0.4284
2006 105 1.3441
2007 400 3.8932
2008 104 0.0281




2. Perhitungan Modal Kerja

Tahun Hutang Lancar Modal Kerja Kotor = Aktiva lancar *****
2004 Rp437.300.355.590 Rp273.453.451.028 (Rp163.846.904.562)
2005 Rp435.422.140.111 Rp265.735.588.649 (Rp169.686.551.462)
2006 Rp331.537.424.048 Rp164.672.474.828 (Rp166.864.949.220)
2007 Rp238.571.592.162 Rp183.396.933.713 (Rp55.174.658.449)
2008 Rp231.767.463.140 Rp69.680.994.435 (Rp162.086.468.705)
Ket ***** : Modal Kerja Bersih = Aktiva Lancar - Hutang Lancar

3. Perhitungan CCC
CCC 2004 2005 2006 2007 2008
Perputaran Piutang Penjualan/ Persediaan 8,9933 6,4086 6,7987 4,0580 22,7244
Perputaran Persediaan HPP/ Persediaan 3,7305 5,7557 4,1678 3,4853 14,8701
Perputaran Utang Dagang HPP/ Utang Dagang 376,4193 1,4209 0,7956 0,9096 1,1721
Perputaran Utang Gaji HPP/ Utang gaji 376,4193 261,0161 1857,9391 745,2928 408,8596
Perputaran Utang Pajak HPP/ Utang pajak 390,0060 430,7704 167,6234 184,8431 387,1625





2004 2005 2006 2007 2008
penjualan 583.340.388.249 720.096.689.760 273.123.348.602 340.051.251.868 277.713.343.064
piutang 64.863.724.649 83.050.507.956 40.172.635.457 83.798.074.977 12.220.957.375 12.220.957.375
hpp 504.435.517.718 646.734.380.919
persediaan 135.218.230.732 112.363.885.488 64.049.252.898 84.493.493.294 18.449.261.978
utang dagang 475.280.547.842 455.145.363.207 335.524.715.897 323.758.563.264 234.067.911.556
utang gaji 1.340.089.406 2.477.756.937 143.677.555 395.123.012 670.993.770
utang pajak 1.293.404.630 1.501.343.539 1.592.523.071 1.593.147.744 708.597.006
kas 57.225.263.151 53.597.995.426 36.073.290.015 3.030.296.131 1.672.879.870


2004 2005 2006 2007 2008
Kas Penjualan/ Perputaran Kas 10,1938 13,4351 7,5713 1,0000 1,0000
Piutang Dagang Penjualan/ Perputaran Piutang Dagang 8,9933 6,4086 6,7987 4,0580 22,7244
Persediaan Penjualan/ Perputaran Persediaan 4,3141 6,4086 3,2325 4,0246 15,0528
Utang Dagang Penjualan/ Perputaran Utang Dagang 1,2274 1,5821 0,8140 1,0503 1,1865
Utang Wesel Penjualan/ Perputaran Utang Wesel 435,2996 290,6244 1900,9465 860,6212 413,8836

Tidak ada komentar:

Posting Komentar